PENALARAN INDUKTIF dan
PENALARAN DEDUKTIF (KELOMPOK)
I.
Latar Belakang
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Penalaran
juga suatu proses berpikir manusia untuk menghubung‐hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu
kesimpulan. Penalaran merupakan proses berfikir yang bertolak dari
pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep/pengertian,
proposisi/pernyataan.
Penalaran
bergerak dari hal-hal umum (universal) kepada hal khusus (partikular).
Sebaliknya pada logika induktif, penalaran bergerak dari hal-hal khusus kepada
yang umum (sebab mulai dengan hal penagalaman). Dengan demikian logika
berhubungan erat dengan matematika (logika deduktif) dan logika statistika
(logika induktif).
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka dapat disimpulkan rumusan masalah, yaitu apa membedakan
penalaran induktif dan penalaran deduktif ?
III. Tujuan Penulisan
Mengetahui apa yang
membedakan antara penalaran induktif dengan penalaran deduktif.
IV. Pembahasan
1. Induktif
Penalaran induktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut
Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu
memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum
teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat
sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Macam-macam
Penalaran Induksi :
a.
Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan
peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan
yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati
generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian Dalam pengembangan
karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan
lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual
(khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang
mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual
yang diselidiki.
> Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi
macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi
tetap saja yang belum diselidiki.
> Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan
sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki.
b. Analogi
Adalah membandingkan
dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi,
yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain,
dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
c. Sebab akibat
Sebab akibat adalah
proses penalaran berdasarkan hubungan sebab akibat atau akibat sebab.
2.
Deduktif
Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses
penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut
dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Macam-macamPenalaran Deduktif:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu
proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
V. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Penalaran ada 2 macam, yaitu Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif.
1. Penalaran induktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut
Induksi.
2. Penalaran Deduktif
adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses
penalaran ini disebut Deduksi.
VI. Daftar Pustaka
Ø Ahmadi, H.Abu . 1998 .
psikologi Umum . jakarta : PT Rineka Cipta
Ø Ambarwati,
Sri Bahasa Indonesia untuk SMA / MA kelas X semester genap. Klaten ,
Jawa Tengah : CV Viva Pakarindo
KELOMPOK :
ANTON HARIYONO (16209666)
ERI DESTRIA (14209798)
RAHMAH MUMTAZAH (16209201)
REZA MAULANA (16209317)
SYAHRUL HAVIANTO (15209132)